A.
TEORI
BIG BANG DAN ALAM SEMESTA MENGEMBANG
Ø Teori
Big – Bang
Keberadaan awal
pada peristiwa besar
ini melengkapi ketidaktahuan
manusia tentang
awal mula alam
semesta dan merupakan
bahan dari spekulasi sesungguhnya yang mempunyai dasar
kuat.Teori ini mengasumsikan
sekitar 15 milyar
tahun lalu dimulai dari
ledakan yang dahyat
dan dilanjutkan dengan pengambangan
alam semesta. Point
penting dari semua peristiwa ini adalah waktu, materi , energi dan ruang merupakan satu
keterpaduan. Kejadian ini
bukan ledakan biasa
tetapi cukup memenuhi
semua peristiwa dari ruang
dengan semua partikel
yang menjadi embrio alam
semesta yang mendesak keluar dari masing-masing yang lain. Telah
dijelaskan sebelumnya Big bang adalah teori ilmu pengetahuan yang
menjelaskan perkembangan dan bentuk
awal dari alam
semesta. Ide sentral
dari teori ini adalah
bahwa teori relativitas umum
dapat dikombinasikan dengan
hasil pemantauan dalam skala
besar pada pergerakan galaksi
terhadap satu sama
lain, dan meramalkan bahwa
suatu saat alam
semesta akan kembali
atau terus.
Konsekuensi alami
dari Teori Big
Bang yaitu pada
masa lampau alam semesta punya
suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.Teori Big-Bang
juga dikenal teori
Super Dense, menyatakan
bahwa jika alam semesta
mengembang pada skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali ke dalam waktu,
kelompok-kelompok galaksi akan
semakin mendekat dan
tentu akan sampai pada
suatu saat di
mana semua materi,
energi dan waktu
yang membentuk alam semeseta
terkonsentrasi pada suatu
tempat dalam bentuk gumpalan yang
sangat padat (
super dense agglomeration). Dengan
bekerja mundur , dari
peringkat resesi galaksi-galaksi yang
teramati, ditemukan bahwa galaksi-galaksi itu
diduga telah berada
berdekatan satu sama
lain sekitar 12 milyar tahun yang lalu.
Dipostulasikan
bahwa saat ini ledakan hebat menyebabkan alam
semesta mengembang 1030 kali
atau lebih dari
ukuran aslinya, sebagaiakibatnya gumpalan
yang sangat padat dari
materi dan energy berserakan menjadi
banyak bagian yang semuanya
berjalan dengan kecepatan berbeda-beda
ke arah berbeda-beda pula.
Hasil dari ledakan ini
berkondensasi membentuk
benda-benda langit seperti yang
ada sekarang.Pengembangan alam
alam yang teramati ini merupakan kelanjutan dari proses ini.
Teori berkonsentrasi pada peristiwa spesifik sebagai „awal‟ alam semesta dan 10 menampilkan
suatu evolusi progresif sejak titik itu hingga sekarang. Selama satu abad terakhir,
serangkaian percobaan, pengamatan,
dan perhitungan yang dilakukan
dengan menggunakan teknologi
mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu
bahwa alam semesta
memiliki permulaan. Para ilmuwan
telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang terus mengembang. Dan
mereka telah menyimpulkan
bahwa, karena alam
semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu,
alam semesta ini tentulah memulai
pengembangannya dari sebuah
titik tunggal. Sungguh, kesimpulan yang
telah dicapai ilmu
pengetahuan saat ini
adalah alam semesta bermula dari ledakan
titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau big- bang.
Pada
abad ke-20, lompatan besar terjadi dalam bidang astronomi. Pertama, pada tahun 1922,
seorang ahli fisika rusia, Alexander Friedmann, menemukan bahwa alam semesta tidak
memiliki struktur yang statis. Berpijak pada teori Relativitas enstein, Friedman
menghitung bahwa sebuah implus kecil saja dapat mengakibatkan alam semesta mengembang
atau mengerut.
Pengamatan lebih jauh
pada perluasan alam semesta telah membuka jalan bagi pendapat baru.Sejak saat
itu, kesimpulan yang dapat diturunkan dari model ini adalah Bahwa pada suatu
massa semua benda alam semesta memadat
dalam sebuah titik –massa tunggal yang
memiliki “volume nol ‘’ karena garavitasinya yang sangat besar. Alam semesta
kita menjadi ada sebagai hasil dari ledakan titik-massa yang memiliki ‘volume
nol ‘ ledakan in disebut “Big bang”
Bing Bang menunjukan hal
lain, bahwa sesuatu yang memiliki volume nol itu berarti sama dengan bahwa
sesuatu itu “tidak ada”. Seluruh alam semesta ini diciptakan dari sesuatu yang
“ tidak ada” ini. Selanjutnya alam semesta ini memiliki awal, bertolak belakang
dengan pandangan materialisme,yang berangapan bahwa “alam semesta kekal”.
Pada awal abad ke-20,
fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George
Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta
senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan
menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan
teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa
bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam
semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain,
berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang"
seperti balon yang ditiup.
Sejak
terjadinya peristiwa Big Bang alam semesta telah mengembang terus menerus
dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuan
menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan
balon yang sedang ditiup.
|
B.
BUKTI-BUKTI
KEBENARAN BIG BANG
§ Menurut
George Gamow, Apabila alam semesta teerbentuk dalam ledakan besar dan tiba-tiba,
pastilah tertinggal sejumlah radiasi dari ledakan tersebut menyebar rata
diseluruh alam semesta, setelah hipotesis ini disampaikan, temuan ilmiah
susul-menyusul terjadi, dan semua membuktikan kebenaran Big bang. Pada tahun 1965,
dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan suatu
bentuk radiasi yang hingga saat ini tidak teramati, yang disebut sebagai
“radiasi latar belakang kosmis” Radiasi ini tidak seperti benda-benda alam semesta
lainya, karena keseragamanya yang luar biasa, Radiasi ini tidak terlokalisaasi,
juga tidak memiliki sumber yang jelas: justru terserbar merata dimana-mana. Segera
disadari bahwa radiasi ini adalah peninggalan Big bang yang masih memancar
sejak ledakan besar itu terjadi.Sensor-sensor
yang sensitif pada satelit berhasil memberikan kemenangan baru bagi teori Big
bang. Sensor-sensor itu membenarkan keberadaan suatu bentuk yang rapat dan
panas sisa dari Big bang. Perhitungan
menunjukan bahwa proporsi gas hidrogen-helium di alam semesta cocok dengan hitungan teoretis dari apa yang
seharusnya tersisa setelah bing bang. Penemuan
bukti-bukti penting ini menyebabkan teori big bang diterima sepenuhnya
oleh dunia ilmiah.
C.
TEORI
BIG BANG DAN ALAM SEMESTA MENGEMBANG DALAM AL-QURAN
Dalam Al Quran, yang
diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang,
mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini: Aspek penting
yang di ungkapkan dalam al-quran 14 abad sebelum penemuan modern big bang dan
temuan yang berkaitan denganya adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta
menempati volume yang sangat kecil.
“ Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya
dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al
Anbiyaa, 21;30 )
Terjemahan ayat diatas
mengandung pemilihan kata yang sangat penting dalam bahasa aslinya, bahasa arab.
Kata ratk
diterjemahkan “suatu yang padu” yang berarti “bercampur sesuatu” dalam kamus
bahasa arab. Kata itu digunakan untuk
merujuk dua zat berbeda yang menjadi satu. Frase ”kami pisahkan“
diterjemahkan dari kata kerja bahasa arab,
Fatk
yang mengandung makna bahwa sesuatu terjadi dengan memisahkan atau
menghancurkan struktur. Tumbuhnya biji dari tanah adalah salah satu tindakan
yang mengunakan kata kerja ini.
Mari kita tinjau lagi
ayat tersebut dengan pengetahuan ini di benak kita. Dalam ayat itu, langit dan
bumi ada mulanya berstatus ratk. Mereka dipisahkan (fatk)
dengan satu muncul dari yang lainnya. Menariknya para ahli kosmologi berbicara
tentang “telur kosmik” yang mengandung semua materi alam semesta sebelum big
bang. Dengan kata lain, semua langit dan bumi terkandung dalam telur ini dalam
kondisi ratk.
Kebenaran lain yang
terungkapkan dalam al-quran adalah pengembangan jagat raya yang ditemukan pada
akhir tahun 1920-an. penemuan Hubble tentang geser merah dalam spectrum cahaya bintang
yang menyatakan bahwa semesta mengembang diungkapkan dalam Al Quran sebagai
berikut
“Dan langit itu kami
bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesunggunya kami benar-benar meluaskannya” (QS.
Adz – Dzaariyat, 51 ; 47)
Temuan- temuan ilmu alam
modern mengarah pada kebenaran yang
dinyatakan dalam al-quran dan tidak mendukung dogma materialis. Materialis
boleh saja menyatakan bahwa semua itu “kebetulan“, namun fakta yang jelas
adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan Allah swt dan
satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan
dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita melalui Al-quran.