Sunday, November 15, 2015

Sifat Rasulullah SAW

Subhanallah, sifat Rasulullah SAW, beliau begitu perhatian kepada umatnya.
Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain.
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai shalat, ”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?” Namun Rasulullah menjawab, ”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.”
Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…”
Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah bergerak.
Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?”
Rasulullah menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?”
Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah melanjutkan, ”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Ya Allah, Berilah Hamba kesempatan untuk bertemu dengan Rasul Hamba di akhirat kelak dalam keadaan yang baik.

Nasehat 'Abon' mengenai apel merah.

Entah kenapa mlm ini tiba2 aku teringat suatu kejadian di masa lampau saat umurku mungkin baru 6 atau 7 tahun. Saat itu abon (kami memanggil ayah dgn sebutan abon, sama seperti abu/abi) membelikan kami (aku dan kakak) masing2 sebuah apel merah. Tidak ada yg spesial dgn apel ini, sama seperti apel2 biasanya. Namun abon berpesan saat itu, jika kalian tdk mw berbagi dgn teman2 maka jgn memakan apel ini didepan mereka. aku bertanya, kenapa? abon menjawab klo kalian memakan apel ini didepan mereka tpi kalian tdk mw berbagi maka kalian telah membuat mereka meneteskan air liur, dan lalu mereka akan pulang ke rumah menangis ke orang tua masing2 mencoba meminta apa yg kalian tunjukkan tadi.

Itu mungkin hal sederhana yg pada saat itu aku tdak dapat mengerti sepenuhnya, yg pasti mulai saat itu entah mengapa aku selalu berusaha untuk tidak menunjukkan kelebihan di sekitar lingkungan yg kekurangan dan berusaha untuk tdak menunjukkan kelemahan di antara lingkungan yg berlebihan. 

Abon memang tdak sempat menemani dan bersama kami sampai kami dewasa seperti ini, tapi sikap bijak dan kata2 nasehat beliau selalu teringat seakan-akan beliau masih di samping kami saat ini. aku yakin abon disana tersenyum saat kami berbahagia disini, dan berdoa saat kami sedang bersedih. 
abon, sudah 13 tahun kita berpisah, tapi kami yakin engkau di alam sana masih melihat dan mendoakan kami, semoga engkau sejahtera dan damai di sisi-NYA. 

Terima kasih atas nasehat2 mu, mungkin baru sekarang aku sadar dan dapat berterima kasih kepadamu, meski tdak secara langsung. semoga kita dipertemukan Allah swt kelak dalam keadaan yg baik sehingga aku bisa memelukmu dengan kedua tanganku. 

Gelar sarjana dan perjuangan untuk mencapai gelar Master ini aku persembahkan untukmu..
salaam rindu anakmu. 
Andi Mustari S.Pd 

Saturday, November 14, 2015

Big Bang dalam Al Qur'an

A.                   TEORI BIG BANG DAN ALAM SEMESTA MENGEMBANG
Ø     Teori Big – Bang
Keberadaan  awal  pada  peristiwa  besar  ini  melengkapi  ketidaktahuan
manusia  tentang  awal  mula  alam  semesta  dan  merupakan  bahan  dari  spekulasi sesungguhnya yang mempunyai dasar kuat.Teori  ini  mengasumsikan  sekitar  15  milyar  tahun  lalu dimulai  dari  ledakan  yang  dahyat  dan    dilanjutkan dengan  pengambangan  alam  semesta.  Point  penting dari semua peristiwa ini adalah waktu,  materi , energi dan ruang merupakan satu keterpaduan.  Kejadian  ini  bukan  ledakan  biasa  tetapi  cukup  memenuhi  semua peristiwa  dari  ruang  dengan  semua  partikel  yang  menjadi  embrio alam  semesta yang mendesak keluar dari masing-masing yang lain. Telah dijelaskan sebelumnya Big bang adalah teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan  perkembangan dan  bentuk  awal  dari  alam  semesta.  Ide  sentral  dari teori  ini  adalah  bahwa  teori relativitas  umum  dapat  dikombinasikan  dengan  hasil pemantauan  dalam  skala  besar pada  pergerakan  galaksi  terhadap  satu  sama  lain, dan  meramalkan  bahwa  suatu  saat  alam  semesta  akan  kembali  atau  terus.
Konsekuensi  alami  dari  Teori  Big  Bang  yaitu  pada  masa  lampau  alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.Teori  Big-Bang  juga  dikenal  teori  Super  Dense,  menyatakan  bahwa  jika alam semesta mengembang pada skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali ke dalam  waktu,  kelompok-kelompok  galaksi  akan  semakin  mendekat  dan    tentu akan  sampai  pada  suatu  saat  di  mana  semua  materi,  energi  dan  waktu  yang membentuk  alam  semeseta  terkonsentrasi      pada  suatu  tempat    dalam  bentuk gumpalan    yang  sangat  padat  (  super  dense  agglomeration).  Dengan    bekerja mundur  ,  dari  peringkat  resesi  galaksi-galaksi  yang  teramati,  ditemukan  bahwa galaksi-galaksi    itu  diduga  telah  berada  berdekatan    satu  sama  lain  sekitar  12 milyar tahun yang lalu.
Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat menyebabkan alam  semesta  mengembang  1030 kali  atau  lebih  dari  ukuran  aslinya,  sebagaiakibatnya  gumpalan  yang  sangat padat  dari  materi  dan  energy berserakan  menjadi  banyak  bagian yang  semuanya  berjalan  dengan kecepatan  berbeda-beda  ke  arah berbeda-beda  pula.  Hasil  dari ledakan  ini  berkondensasi membentuk  benda-benda  langit seperti  yang  ada  sekarang.Pengembangan alam alam yang teramati ini merupakan kelanjutan dari proses ini.
Teori  berkonsentrasi pada peristiwa spesifik  sebagai „awal‟  alam semesta dan 10 menampilkan suatu evolusi progresif sejak titik itu hingga sekarang.  Selama satu abad  terakhir,  serangkaian  percobaan,  pengamatan,  dan  perhitungan yang  dilakukan  dengan  menggunakan  teknologi  mutakhir,  telah mengungkapkan  tanpa ragu   bahwa   alam   semesta   memiliki   permulaan. Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang terus mengembang.  Dan  mereka  telah  menyimpulkan  bahwa,  karena  alam  semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini tentulah  memulai  pengembangannya  dari  sebuah  titik  tunggal.  Sungguh, kesimpulan  yang  telah  dicapai  ilmu  pengetahuan  saat  ini  adalah  alam  semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau big- bang.
Pada abad ke-20, lompatan besar terjadi dalam bidang astronomi. Pertama, pada tahun 1922, seorang ahli fisika rusia, Alexander Friedmann, menemukan bahwa alam semesta tidak memiliki struktur yang statis. Berpijak pada teori Relativitas enstein, Friedman menghitung bahwa sebuah implus kecil saja dapat mengakibatkan alam semesta mengembang atau mengerut.
 Pengamatan lebih jauh pada perluasan alam semesta telah membuka jalan bagi pendapat baru.Sejak saat itu, kesimpulan yang dapat diturunkan dari model ini adalah Bahwa pada suatu massa  semua benda alam semesta memadat dalam sebuah titik –massa tunggal  yang memiliki “volume nol ‘’ karena garavitasinya yang sangat besar. Alam semesta kita menjadi ada sebagai hasil dari ledakan titik-massa yang memiliki ‘volume nol ‘ ledakan in disebut “Big bang”
Bing Bang menunjukan hal lain, bahwa sesuatu yang memiliki volume nol itu berarti sama dengan bahwa sesuatu itu “tidak ada”. Seluruh alam semesta ini diciptakan dari sesuatu yang “ tidak ada” ini. Selanjutnya alam semesta ini memiliki awal, bertolak belakang dengan pandangan materialisme,yang berangapan bahwa “alam semesta kekal”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang" seperti balon yang ditiup.

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang alam semesta telah mengembang terus menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuan  menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.

B.                    BUKTI-BUKTI KEBENARAN BIG BANG
§     Menurut George Gamow, Apabila alam semesta teerbentuk dalam ledakan besar dan tiba-tiba, pastilah tertinggal sejumlah radiasi dari ledakan tersebut menyebar rata diseluruh alam semesta, setelah hipotesis ini disampaikan, temuan ilmiah susul-menyusul terjadi, dan semua membuktikan kebenaran Big bang. Pada tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan suatu bentuk radiasi yang hingga saat ini tidak teramati, yang disebut sebagai “radiasi latar belakang kosmis” Radiasi ini tidak seperti benda-benda alam semesta lainya, karena keseragamanya yang luar biasa, Radiasi ini tidak terlokalisaasi, juga tidak memiliki sumber yang jelas: justru terserbar merata dimana-mana. Segera disadari bahwa radiasi ini adalah peninggalan Big bang yang masih memancar sejak ledakan besar itu  terjadi.Sensor-sensor yang sensitif pada satelit berhasil memberikan kemenangan baru bagi teori Big bang. Sensor-sensor itu membenarkan keberadaan suatu bentuk yang rapat dan panas sisa dari Big bang. Perhitungan menunjukan bahwa proporsi gas hidrogen-helium di alam semesta  cocok dengan hitungan teoretis dari apa yang seharusnya tersisa setelah bing bang. Penemuan bukti-bukti penting ini menyebabkan teori big bang diterima  sepenuhnya  oleh dunia ilmiah.

C.    TEORI BIG BANG DAN ALAM SEMESTA MENGEMBANG DALAM AL-QURAN
Dalam Al Quran, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini: Aspek penting yang di ungkapkan dalam al-quran 14 abad sebelum penemuan modern big bang dan temuan yang berkaitan denganya adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta menempati volume yang sangat kecil.
“ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al Anbiyaa, 21;30 )
Terjemahan ayat diatas mengandung pemilihan kata yang sangat penting dalam bahasa aslinya, bahasa arab. Kata ratk diterjemahkan “suatu yang padu” yang berarti “bercampur sesuatu” dalam kamus bahasa arab. Kata itu digunakan  untuk merujuk dua zat berbeda yang menjadi satu. Frase ”kami pisahkan“ diterjemahkan  dari kata kerja bahasa arab, Fatk yang mengandung makna bahwa sesuatu terjadi dengan memisahkan atau menghancurkan struktur. Tumbuhnya biji dari tanah adalah salah satu tindakan yang mengunakan kata kerja ini.
Mari kita tinjau lagi ayat tersebut dengan pengetahuan ini di benak kita. Dalam ayat itu, langit dan bumi ada mulanya berstatus ratk. Mereka dipisahkan (fatk) dengan satu muncul dari yang lainnya. Menariknya para ahli kosmologi berbicara tentang “telur kosmik” yang mengandung semua materi alam semesta sebelum big bang. Dengan kata lain, semua langit dan bumi terkandung dalam telur ini dalam kondisi ratk.
Kebenaran lain yang terungkapkan dalam al-quran adalah pengembangan jagat raya yang ditemukan pada akhir tahun 1920-an. penemuan Hubble tentang geser merah dalam spectrum cahaya bintang yang menyatakan bahwa semesta mengembang diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut
“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesunggunya kami benar-benar meluaskannya” (QS. Adz – Dzaariyat, 51 ; 47)

Temuan- temuan ilmu alam modern mengarah pada kebenaran  yang dinyatakan dalam al-quran dan tidak mendukung dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua itu “kebetulan“, namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan Allah swt dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita melalui Al-quran.

Budaya Menyontek


Menyontek merupakan suatu fenomena yang telah menjadi wabah pada dunia pendidikan. Hampir semua siswa/i pada setiap jenjang pendidikan pernah melakukannya. Sehingga, perilaku menyontek ini sudah seperti budaya yang lumrah dan wajar bila dilakukan. Siswa/i yang melakukannya pun seakan tidak merasa bahwa hal ini adalah suatu kesalahan.
Budaya menyontek ini ternyata telah menjadi umum dilakukan dikalangan pelajar, tidak hanya oleh siswa/i tetapi juga oleh mahasiswa/i di tingkat perguruan tinggi. Sehingga budaya ini seakan sudah menjadi suatu bagian dari dunia pendidikan. Menyontek merupakan hal yang melanggar aturan sekolah maupun aturan agama, menyontek sama dengan menipu, curang, dan melakukan hal yang tidak baik untuk memperoleh hal yang baik. Oleh sebab itu menyontek tidak sepatutnya dilakukan oleh siswa disekolah.

Menyontek merupakan cara yang dilakukan oleh siswa/peserta didik untuk memperoleh jawaban secara ilegal, menyontek dapat dilakukan seorang diri maupun berkelompok. Menurut Prayitno (2003:101), “Menyontek adalah perbuatan tidak jujur, yaitu seseorang mencuri informasi dengan cara tidak terpuji. Menyontek sama halnya dengan menipu, menggelapkan, mencurangi dan melanggar aturan.” Hal ini senada dengan Flexner (1980) bahwa “yang dimaksud dengan Cheating atau menyontek adalah melakukan ketidakjujuran dalam rangka memenangkan atau meraih keuntungan.” Sementara Eric M. Anderman dan Tamera B. Murdock (2007:34) (dalam Hartanto, 2012:4) memberikan definisi yang lebih terperinci, mereka menyatakan bahwa “perilaku menyontek digolongkan ke dalam tiga kategori: (1) memberikan, mengambil, atau menerima informasi, (2) menggunakan materi yang dilarang atau membuat catatan, (3) memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur, atau proses untuk mendapatkan keuntungan dalam tugas akademik.”

Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran kita bersama, pendidikan yang seharusnya menjadi tempat mencari ilmu dan tempat mereka belajar kejujuran malah menjadi tempat untuk mempraktikkan kecurangan dengan berbagai macam cara dan alasan. Siapakah yang salah?, tentunya kita kita tidak bisa semata-mata menyalahkah guru, sekolah, sistem pendidikan atau kurikulum, tapi kita juga harus memperhatikan faktor lain seperti keluarga, motivasi, lingkungan belajar, psikologi siswa, dan lain-lain.

Alasan seseorang menyontek sebenarnya sangat beragam. Menurut Eric M. Anderman dan Tamera B. Murdock (2007) (dalam Hartanto, 2012:5) “berdasarkan persfektif motivasi, beberapa siswa menyontek karena mereka sangat fokus pada nilai atau ranking di kelas, yang lain menyontek karena mereka sangat takut pada kesan yang akan diberikan oleh teman sebaya yakni dianggap bodoh dan dijauhi”.
Menurut Alhaza (2010:37);
Alasan seseorang menyontek, yaitu: a) Karena terpengaruh setelah melihat orang lain menyontek, b) Terpaksa membuka buku karena pertanyaan ujian terlalu text book, c) Merasa guru atau dosen kurang adil dan diskriminatif dalam pemberian nilai, d) Adanya peluang karena pengawasan tidak ketat, e) Takut gagal dalam ujian, f) Ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi tidak bersedia belajar keras dan serius, g) Tidak percaya pada kemampuan yang dimiliki, h) Terlalu cemas menghadapi ujian sehingga hilang ingatan sama sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya kepada teman, i) Merasa sulit menghafal atau mengingat karena faktor usia, j) Mencari jalan pintas dengan pertimbangan dari pada mempelajari sesuatu yang belum tentu keluar lebih baik mencari bocoran soal, k) Menganggap sistem penilaian tidak objektif, sehingga pendekatan kepada guru atau dosen lebih efektif dari pada belajar terus, l) Penugasan guru atau dosen yang tidak rasional yang mengakibatkan siswa atau mahasiswa terdesak sehingga terpaksa menempuh segala macam cara.

Orang tua dan guru tentunya menginginkan anak dan siswanya berhasil dalam pendidikan. Salah satu indikator keberhasilan adalah nilai evaluasi pembelajaran seperti nilai ujian dan tugas. Namun tuntutan nilai ketuntasan yang tinggi membuat sebagian siswa terpaksa menyontek.
Untuk itu, untuk mencegah seorang siswa/i melakukan kecurangan dalam pendidikan seperti menyontek, kita semua patut memperhatikan dan menghindari penyebab-penyebabnya. Perlu adanya perhatian dari semua pihak untuk mencegah, mengurangi, atau bahkan menghilangkan perilaku menyontek dari seorang siswa. Misalnya apabila seorang siswa ketahuan menyontek, guru harus menanganinya dengan tepat dan cepat. Jika tidak, perilaku menyontek tersebut dapat dengan cepat menyebar kepada siswa lainnya karena guru atau sekolah tidak memberikan sanksi atau teguran apapun terhadap orang yang menyontek.

Menurut Majid (2012:192) Jika seorang siswa ketahuan menyontek, guru harus cepat tanggap mengambil tindakan. Diantara cara mengatasinya yaitu:
a) Jangan bertindak berlebihan, khususnya jika anak mengakui perbuatannya, b) Tanyakan, kenapa anak menyontek. Jawabannya akan memberitahukan apa yang harus anda lakukan, c) Katakan kepada anak bahwa sebuah nilai B dapat diterima, jika itu menggambarkan hasil terbaiknya atau hasil pekerjaannya sendiri tanpa menyontek, d) Tolonglah diri anak untuk mendapatkan jalan keluarnya, e) Hindarilah nasihat dengan khutbah atau hukuman yang kasar. Jika murid anda ketahuan menyontek, murid biasanya sudah siap menerima beberapa konsekuensi. Ia akan malu dan tahu bahwa ia telah mengecewakan anda.

Karena penyebab timbulnya budaya menyontek sangat beragam, maka sebaiknya orang tua selalu memantau perkembangan anak dalam pendidikannya. Sebagian besar siswa yang menyontek sebenarnya sadar bahwa hal tersebut tidaklah benar, namun mereka terpaksa melakukannya agar lulus ujian atau menghindari hukuman karena pekerjaan rumah atau tugas yang diberikan tidak selasai.
Berdsasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan saat Skripsi, sebagian besar siswa sebenarnya tidak ingin orang tua atau gurunya senang karena mereka mendapatkan nilai yang tinggi dengan cara menyontek karena mereka tau kalau orang tua dan guru tidak akan bangga jika mengetahui bahwa prestasi yang diperoleh dari hasil menyontek. Bahkan mereka sendiri juga tidak bangga dengan prestasi yang diperoleh dari hasil menyontek. Di sisi lain mereka tetap ingin mendapatkan nilai yang tinggi walaupun dengan cara menyontek karena tuntutan nilai dan prestasi yang tinggi dari orang tua dan guru.

Selama budaya menyontek terus menetap di dalam dunia pendidikan dan dengan gampang dilakukan oleh generasi-generasi muda kita, maka sikap tidak jujur dan rasa nyaman dalam berbuat salah akan selalu ada dan menetap dalam hidup dan kehidupan kita.

Semoga Budaya Menyontek dapat kita hilangkan dari dunia pendidikan dengan perhatian kita semua dan dukungan semua pihak. Semoga!

Andi Mustari, S.Pd